xxx

NavBar

Search This Blog

coolesr

Text

Selasa, 20 Maret 2012

Makalah Pendekatan Positivistik (Filsafat Ilmu)


PENDEKATAN : POSITIVISTIK



MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas
dalam Matakuliah Filsafat Ilmu
Disusun oleh:
FASMAWI SABAN SIHABUDIN
NIM: 11340184/ IH-A
Dosen:
Dra.Hj. Ermi Suhasti S., MSI.
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
20112
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendekatan adalah upaya untuk mencari, menemukan,atau memberi dukungan akan kebenaran yang relatif, yang sebagai suatu model.Untuk memahami dari dunia beserta seluruh isinya, kita sebagai manusia pasti menggunakan pendekatan.Manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai nafsu terkadang menimbulkaan masalah bagi dirinya sendiri.untuk menyelesaikan masalahnya Dalam hal ini manusia tersebut bisa menggunakann pendekatan-pendekatan ilmiah..Lalu Dalam konteks ini, pendekatan itu disebut “objektif” berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, prilaku-prilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia “nyata” yang diamati oleh panca indra ,diukur, dan  diramalkan.Bagi seorang ilmuan penguasaan pendekatan ilmiah merupakan suatu kewajiban, karena tanpa pendekatan ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah, sehingga mudah bagi seorang ilmuan untuk mengembangkanmateri pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah.
Oleh karena itulah pendekatan ilmiah sangat penting sekali  untuk mengetahui seberapa jauh penalaran kita terhadap hal-hal yang jelas dan objektif. Positivisme yang merupakan salah satu akar dari filsafat modern, merupakan suatu paham yang hanya menerima ilmu kealaman sebagai satu-satunya ilmu yang benar.nah,atas dasar itulah penulis makalah ini akan memperdalam pendekatan positivisme tersebut agar menjadi suatu pemahaman yang baru tentang keunggulan pendekatan positivistik tersebut.
RUMUSAN MASALAH
*   Bagaimanakah positivisme auguste comte ?
*   Bagaimanakah Contoh Positivistik?

PEMBAHASAN

A. Pengertian positivistik
Positivisme berasal dari kata “positif”yang artinya faktuual, sesuatu yang berdasar fakta atau kenyataan, menurut positivism, pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta yang ada, sehingga dalam bidang pengetahuan, ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan.[1] Positivisme adalah istilah umum dalam filsafat yang mengutamakan aspek factual pengetahuan khususnya ilmiah.[2]
Pendekatan Positivistik mengandalkan kemampuan pengamatan secara langsung (empiris) penalaran yang digunakan induktif.Ilmu pengetahuan juga filsafat yang menyelidiki fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta.Model pendekatan positivistik terilhami dari gerakan keilmuan masa modern, yang mengharuskan adanya kepastian dalam suatu kebenaran. Syarat objek ilmu yaitu dapat: diamati (observable), diulang-ulang (repeatable), diukur (measurable),diuji (testable), diramalkan(predicable). Dan penelitiannya berpusat pada eksperimen data-data particular, dan ditafsirkan oleh rasio, dan pengalaman (aposteriori).[3]
Positivisme  adalah cara pandang dalam  memahami dunia berdasarkan sains.Positivisme sebagai perkembangan empirisme yang eksterm,adalah pandangan yang menganggap bahwa yang dapat diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/empirik”,atau yang mereka namakan positif.Nilai-nilai politik dan sosial menurut positivisme  dapat digeneralisasikan berdasarkan fakta-fakta  yang diperoleh dari penyelidikan terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri.  
 B.Positivisme Auguste Comte
Munculnya aliran filsafat positivisme ini dipelopori oleh seorang filsuf yang bernama August Comte.seorang filosof yang lahir di Montpellier Perancis. Mulai abad 20-an sampai dengan saat ini, aliran positivisme mampu mendominasi wacana ilmu pengetahuan. Aliran ini menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, yaitu berdasarkan kriteria-kriteriaeksplanatoris dan prediktif.
Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria dimaksud, maka semua ilmu harus mempunyai pandangan dunia positivistik, yaitu :
*      Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai
*      Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati.Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan
*      Reduksionisme.Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamatidan
*      Naturalisme. Alam semesta adalah obyek-obyek yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam
Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte(1798-1857) dalam buku utamanya yang berjudul Cours de Philosophic Positive, yaitu kursus tentang filsafat positif (1830-1842)yang diterbitkan dalam enam jilid.[4]Comte melihat masyarakat sebagai suatu keseluruhan organik yang  kenyataanya lebih daripada sekedar jumlah bagia-bagian yang saling bergantung ,tetapi untuk mengerti kenyataan ini,metode penelitian empiris harus digunakan dengan keyakinan bahwa nasyarakat adalah suatu bagian  dari alam seperti halnya gejala fisik.Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah sebagai puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis yang telah dilewati oleh ilmu-ilmu lainya.kemajuan ini mencakup kemajuan teologis purba,penjelasan metafisik,dan akhirnya sampai terbentuknya hukum-hkum ilmiah yang positif.[5]Penganut  paham positivisme meyakini bahwa hanya da sedikit perbedaan (jika ada )antara ilmu sosial dan ilmu alam,karena masyarakat  dan kehidupan sosial berdasarkan aturan-aturan,demikian juga alam.[6]
C.Metode Serta Contoh Positivistik
Metode yang sering digunakan dalam pendekatan positivistik adalah:
*      Metode siklus empiri (L-H-V) untuk ilmu alam.Misalnya tekanan udara dan pengukuranya,ilmu falak dan system matahari,ilmu kedokteran dan lain-lain.
*      Metode linier untuk ilmu sosial dan humanistik.[7]
dan tentunya memakai sarana berfikir induktif dengan menggunakan logika dan statistika
Contohnya dalam memakai metode siklus empiri (L-H-V) yang menekankan pendekatan positivistik ini untuk ilmu alam yaitu pada Pemuaian.Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu dimensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi).Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja.
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Contoh yang lain adalah Jika emas dipanaskan akan memuai,Tembaga dipanaskan akan memuai,Perak dipanaskan akan memuai.maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika logam dipanaskan pasti akan memuai.
Sementara contoh pendekatan positivistik yang memakai Metode linier dapat dicontohkan pada kasus yang pernah terjadi di Sragen, Jateng. Polisi menilang pengemudi yang nomor mobilnya ditulis dalam sobekan kertas karton, padahal pengemudi berniat baik setelah pelat nomor asli hilang beberapa saat sebelumnya. Dari pendekatan positivisme, pemasangan nomor polisi terbuat dari kertas karton itu salah dan si pengemudi tersebut ditilang.[8]





KESIMPULAN
Menurut Pendapat saya,Pendekatan Positivistik adalah salah satu pndekatan yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada masa sekarang ini,ini juga tidak telepas dari peran August comte yang cara pandang memahami dunia berdasarkan sains dan juga bahwa pendekatan positivistik mengandalkan kemampuan yang bersifat empiris.menurut pendapat saa juga menjadi hal yang tidak wajar jika kita mengesampingkan pendekatan positivistik,seiring adanya pendekatan lain yang mungkin dianggap lebih baik.[9] Pada pendekatan ini manusia dituntut untuk menggunakan penalaran yang bersifat induktif,baik berupa eksperimen,observasi dan komparasi. Positivistik adalah filsafat yang menyatakan keutamaan observasi dalam menilai kebenaran pernyataan atau fakta dan berpendapat bahwa argumentasi metafisik dan subjektif yang tidak didasarkan pada data yang dapat diamati adalah tidak bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul hakim, Atang dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi. Pustaka Setia. Bandung.
Adib, Mohammad. 2010. Filsafat ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika ilmu Pengetahuan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Suhesti S., Ermi. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Prajnya Media. Yogyakarta
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib


[1] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296
[2] Ibid,296
[3] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 87
[4] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296-297
[5] ibid 297
[6] Drs.H.Mohammad Adib.MA, Filsafat Ilmu Ontologi,epistimologi,dan logika ilmu Prngetahuan,  cetakan ke2,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010,halaman 122-123

[7] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 89

[8] http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib
[9] Menurut Pendapat Saya
PENDEKATAN : POSITIVISTIK
Logo-uin-suka-jogja.jpg
MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas
dalam Matakuliah Filsafat Ilmu
Disusun oleh:
FASMAWI SABAN SIHABUDIN
NIM: 11340184/ IH-A
Dosen:
Dra.Hj. Ermi Suhasti S., MSI.
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
20112
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendekatan adalah upaya untuk mencari, menemukan,atau memberi dukungan akan kebenaran yang relatif, yang sebagai suatu model.Untuk memahami dari dunia beserta seluruh isinya, kita sebagai manusia pasti menggunakan pendekatan.Manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai nafsu terkadang menimbulkaan masalah bagi dirinya sendiri.untuk menyelesaikan masalahnya Dalam hal ini manusia tersebut bisa menggunakann pendekatan-pendekatan ilmiah..Lalu Dalam konteks ini, pendekatan itu disebut “objektif” berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, prilaku-prilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia “nyata” yang diamati oleh panca indra ,diukur, dan  diramalkan.Bagi seorang ilmuan penguasaan pendekatan ilmiah merupakan suatu kewajiban, karena tanpa pendekatan ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah, sehingga mudah bagi seorang ilmuan untuk mengembangkanmateri pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah.
Oleh karena itulah pendekatan ilmiah sangat penting sekali  untuk mengetahui seberapa jauh penalaran kita terhadap hal-hal yang jelas dan objektif. Positivisme yang merupakan salah satu akar dari filsafat modern, merupakan suatu paham yang hanya menerima ilmu kealaman sebagai satu-satunya ilmu yang benar.nah,atas dasar itulah penulis makalah ini akan memperdalam pendekatan positivisme tersebut agar menjadi suatu pemahaman yang baru tentang keunggulan pendekatan positivistik tersebut.
RUMUSAN MASALAH
*   Bagaimanakah positivisme auguste comte ?
*   Bagaimanakah Contoh Positivistik?

PEMBAHASAN

A. Pengertian positivistik
Positivisme berasal dari kata “positif”yang artinya faktuual, sesuatu yang berdasar fakta atau kenyataan, menurut positivism, pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta yang ada, sehingga dalam bidang pengetahuan, ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan.[1] Positivisme adalah istilah umum dalam filsafat yang mengutamakan aspek factual pengetahuan khususnya ilmiah.[2]
Pendekatan Positivistik mengandalkan kemampuan pengamatan secara langsung (empiris) penalaran yang digunakan induktif.Ilmu pengetahuan juga filsafat yang menyelidiki fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta.Model pendekatan positivistik terilhami dari gerakan keilmuan masa modern, yang mengharuskan adanya kepastian dalam suatu kebenaran. Syarat objek ilmu yaitu dapat: diamati (observable), diulang-ulang (repeatable), diukur (measurable),diuji (testable), diramalkan(predicable). Dan penelitiannya berpusat pada eksperimen data-data particular, dan ditafsirkan oleh rasio, dan pengalaman (aposteriori).[3]
Positivisme  adalah cara pandang dalam  memahami dunia berdasarkan sains.Positivisme sebagai perkembangan empirisme yang eksterm,adalah pandangan yang menganggap bahwa yang dapat diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/empirik”,atau yang mereka namakan positif.Nilai-nilai politik dan sosial menurut positivisme  dapat digeneralisasikan berdasarkan fakta-fakta  yang diperoleh dari penyelidikan terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri.  
 B.Positivisme Auguste Comte
Munculnya aliran filsafat positivisme ini dipelopori oleh seorang filsuf yang bernama August Comte.seorang filosof yang lahir di Montpellier Perancis. Mulai abad 20-an sampai dengan saat ini, aliran positivisme mampu mendominasi wacana ilmu pengetahuan. Aliran ini menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, yaitu berdasarkan kriteria-kriteriaeksplanatoris dan prediktif.
Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria dimaksud, maka semua ilmu harus mempunyai pandangan dunia positivistik, yaitu :
*      Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai
*      Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati.Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan
*      Reduksionisme.Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamatidan
*      Naturalisme. Alam semesta adalah obyek-obyek yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam
Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte(1798-1857) dalam buku utamanya yang berjudul Cours de Philosophic Positive, yaitu kursus tentang filsafat positif (1830-1842)yang diterbitkan dalam enam jilid.[4]Comte melihat masyarakat sebagai suatu keseluruhan organik yang  kenyataanya lebih daripada sekedar jumlah bagia-bagian yang saling bergantung ,tetapi untuk mengerti kenyataan ini,metode penelitian empiris harus digunakan dengan keyakinan bahwa nasyarakat adalah suatu bagian  dari alam seperti halnya gejala fisik.Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah sebagai puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis yang telah dilewati oleh ilmu-ilmu lainya.kemajuan ini mencakup kemajuan teologis purba,penjelasan metafisik,dan akhirnya sampai terbentuknya hukum-hkum ilmiah yang positif.[5]Penganut  paham positivisme meyakini bahwa hanya da sedikit perbedaan (jika ada )antara ilmu sosial dan ilmu alam,karena masyarakat  dan kehidupan sosial berdasarkan aturan-aturan,demikian juga alam.[6]
C.Metode Serta Contoh Positivistik
Metode yang sering digunakan dalam pendekatan positivistik adalah:
*      Metode siklus empiri (L-H-V) untuk ilmu alam.Misalnya tekanan udara dan pengukuranya,ilmu falak dan system matahari,ilmu kedokteran dan lain-lain.
*      Metode linier untuk ilmu sosial dan humanistik.[7]
dan tentunya memakai sarana berfikir induktif dengan menggunakan logika dan statistika
Contohnya dalam memakai metode siklus empiri (L-H-V) yang menekankan pendekatan positivistik ini untuk ilmu alam yaitu pada Pemuaian.Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu dimensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi).Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja.
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Contoh yang lain adalah Jika emas dipanaskan akan memuai,Tembaga dipanaskan akan memuai,Perak dipanaskan akan memuai.maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika logam dipanaskan pasti akan memuai.
Sementara contoh pendekatan positivistik yang memakai Metode linier dapat dicontohkan pada kasus yang pernah terjadi di Sragen, Jateng. Polisi menilang pengemudi yang nomor mobilnya ditulis dalam sobekan kertas karton, padahal pengemudi berniat baik setelah pelat nomor asli hilang beberapa saat sebelumnya. Dari pendekatan positivisme, pemasangan nomor polisi terbuat dari kertas karton itu salah dan si pengemudi tersebut ditilang.[8]





KESIMPULAN
Menurut Pendapat saya,Pendekatan Positivistik adalah salah satu pndekatan yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada masa sekarang ini,ini juga tidak telepas dari peran August comte yang cara pandang memahami dunia berdasarkan sains dan juga bahwa pendekatan positivistik mengandalkan kemampuan yang bersifat empiris.menurut pendapat saa juga menjadi hal yang tidak wajar jika kita mengesampingkan pendekatan positivistik,seiring adanya pendekatan lain yang mungkin dianggap lebih baik.[9] Pada pendekatan ini manusia dituntut untuk menggunakan penalaran yang bersifat induktif,baik berupa eksperimen,observasi dan komparasi. Positivistik adalah filsafat yang menyatakan keutamaan observasi dalam menilai kebenaran pernyataan atau fakta dan berpendapat bahwa argumentasi metafisik dan subjektif yang tidak didasarkan pada data yang dapat diamati adalah tidak bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul hakim, Atang dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi. Pustaka Setia. Bandung.
Adib, Mohammad. 2010. Filsafat ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika ilmu Pengetahuan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Suhesti S., Ermi. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Prajnya Media. Yogyakarta
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib


[1] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296
[2] Ibid,296
[3] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 87
[4] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296-297
[5] ibid 297
[6] Drs.H.Mohammad Adib.MA, Filsafat Ilmu Ontologi,epistimologi,dan logika ilmu Prngetahuan,  cetakan ke2,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010,halaman 122-123

[7] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 89

[8] http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib
[9] Menurut Pendapat Saya

Tidak ada komentar:

Selasa, 20 Maret 2012

Makalah Pendekatan Positivistik (Filsafat Ilmu)


PENDEKATAN : POSITIVISTIK



MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas
dalam Matakuliah Filsafat Ilmu
Disusun oleh:
FASMAWI SABAN SIHABUDIN
NIM: 11340184/ IH-A
Dosen:
Dra.Hj. Ermi Suhasti S., MSI.
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
20112
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendekatan adalah upaya untuk mencari, menemukan,atau memberi dukungan akan kebenaran yang relatif, yang sebagai suatu model.Untuk memahami dari dunia beserta seluruh isinya, kita sebagai manusia pasti menggunakan pendekatan.Manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai nafsu terkadang menimbulkaan masalah bagi dirinya sendiri.untuk menyelesaikan masalahnya Dalam hal ini manusia tersebut bisa menggunakann pendekatan-pendekatan ilmiah..Lalu Dalam konteks ini, pendekatan itu disebut “objektif” berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, prilaku-prilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia “nyata” yang diamati oleh panca indra ,diukur, dan  diramalkan.Bagi seorang ilmuan penguasaan pendekatan ilmiah merupakan suatu kewajiban, karena tanpa pendekatan ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah, sehingga mudah bagi seorang ilmuan untuk mengembangkanmateri pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah.
Oleh karena itulah pendekatan ilmiah sangat penting sekali  untuk mengetahui seberapa jauh penalaran kita terhadap hal-hal yang jelas dan objektif. Positivisme yang merupakan salah satu akar dari filsafat modern, merupakan suatu paham yang hanya menerima ilmu kealaman sebagai satu-satunya ilmu yang benar.nah,atas dasar itulah penulis makalah ini akan memperdalam pendekatan positivisme tersebut agar menjadi suatu pemahaman yang baru tentang keunggulan pendekatan positivistik tersebut.
RUMUSAN MASALAH
*   Bagaimanakah positivisme auguste comte ?
*   Bagaimanakah Contoh Positivistik?

PEMBAHASAN

A. Pengertian positivistik
Positivisme berasal dari kata “positif”yang artinya faktuual, sesuatu yang berdasar fakta atau kenyataan, menurut positivism, pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta yang ada, sehingga dalam bidang pengetahuan, ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan.[1] Positivisme adalah istilah umum dalam filsafat yang mengutamakan aspek factual pengetahuan khususnya ilmiah.[2]
Pendekatan Positivistik mengandalkan kemampuan pengamatan secara langsung (empiris) penalaran yang digunakan induktif.Ilmu pengetahuan juga filsafat yang menyelidiki fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta.Model pendekatan positivistik terilhami dari gerakan keilmuan masa modern, yang mengharuskan adanya kepastian dalam suatu kebenaran. Syarat objek ilmu yaitu dapat: diamati (observable), diulang-ulang (repeatable), diukur (measurable),diuji (testable), diramalkan(predicable). Dan penelitiannya berpusat pada eksperimen data-data particular, dan ditafsirkan oleh rasio, dan pengalaman (aposteriori).[3]
Positivisme  adalah cara pandang dalam  memahami dunia berdasarkan sains.Positivisme sebagai perkembangan empirisme yang eksterm,adalah pandangan yang menganggap bahwa yang dapat diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/empirik”,atau yang mereka namakan positif.Nilai-nilai politik dan sosial menurut positivisme  dapat digeneralisasikan berdasarkan fakta-fakta  yang diperoleh dari penyelidikan terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri.  
 B.Positivisme Auguste Comte
Munculnya aliran filsafat positivisme ini dipelopori oleh seorang filsuf yang bernama August Comte.seorang filosof yang lahir di Montpellier Perancis. Mulai abad 20-an sampai dengan saat ini, aliran positivisme mampu mendominasi wacana ilmu pengetahuan. Aliran ini menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, yaitu berdasarkan kriteria-kriteriaeksplanatoris dan prediktif.
Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria dimaksud, maka semua ilmu harus mempunyai pandangan dunia positivistik, yaitu :
*      Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai
*      Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati.Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan
*      Reduksionisme.Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamatidan
*      Naturalisme. Alam semesta adalah obyek-obyek yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam
Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte(1798-1857) dalam buku utamanya yang berjudul Cours de Philosophic Positive, yaitu kursus tentang filsafat positif (1830-1842)yang diterbitkan dalam enam jilid.[4]Comte melihat masyarakat sebagai suatu keseluruhan organik yang  kenyataanya lebih daripada sekedar jumlah bagia-bagian yang saling bergantung ,tetapi untuk mengerti kenyataan ini,metode penelitian empiris harus digunakan dengan keyakinan bahwa nasyarakat adalah suatu bagian  dari alam seperti halnya gejala fisik.Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah sebagai puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis yang telah dilewati oleh ilmu-ilmu lainya.kemajuan ini mencakup kemajuan teologis purba,penjelasan metafisik,dan akhirnya sampai terbentuknya hukum-hkum ilmiah yang positif.[5]Penganut  paham positivisme meyakini bahwa hanya da sedikit perbedaan (jika ada )antara ilmu sosial dan ilmu alam,karena masyarakat  dan kehidupan sosial berdasarkan aturan-aturan,demikian juga alam.[6]
C.Metode Serta Contoh Positivistik
Metode yang sering digunakan dalam pendekatan positivistik adalah:
*      Metode siklus empiri (L-H-V) untuk ilmu alam.Misalnya tekanan udara dan pengukuranya,ilmu falak dan system matahari,ilmu kedokteran dan lain-lain.
*      Metode linier untuk ilmu sosial dan humanistik.[7]
dan tentunya memakai sarana berfikir induktif dengan menggunakan logika dan statistika
Contohnya dalam memakai metode siklus empiri (L-H-V) yang menekankan pendekatan positivistik ini untuk ilmu alam yaitu pada Pemuaian.Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu dimensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi).Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja.
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Contoh yang lain adalah Jika emas dipanaskan akan memuai,Tembaga dipanaskan akan memuai,Perak dipanaskan akan memuai.maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika logam dipanaskan pasti akan memuai.
Sementara contoh pendekatan positivistik yang memakai Metode linier dapat dicontohkan pada kasus yang pernah terjadi di Sragen, Jateng. Polisi menilang pengemudi yang nomor mobilnya ditulis dalam sobekan kertas karton, padahal pengemudi berniat baik setelah pelat nomor asli hilang beberapa saat sebelumnya. Dari pendekatan positivisme, pemasangan nomor polisi terbuat dari kertas karton itu salah dan si pengemudi tersebut ditilang.[8]





KESIMPULAN
Menurut Pendapat saya,Pendekatan Positivistik adalah salah satu pndekatan yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada masa sekarang ini,ini juga tidak telepas dari peran August comte yang cara pandang memahami dunia berdasarkan sains dan juga bahwa pendekatan positivistik mengandalkan kemampuan yang bersifat empiris.menurut pendapat saa juga menjadi hal yang tidak wajar jika kita mengesampingkan pendekatan positivistik,seiring adanya pendekatan lain yang mungkin dianggap lebih baik.[9] Pada pendekatan ini manusia dituntut untuk menggunakan penalaran yang bersifat induktif,baik berupa eksperimen,observasi dan komparasi. Positivistik adalah filsafat yang menyatakan keutamaan observasi dalam menilai kebenaran pernyataan atau fakta dan berpendapat bahwa argumentasi metafisik dan subjektif yang tidak didasarkan pada data yang dapat diamati adalah tidak bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul hakim, Atang dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi. Pustaka Setia. Bandung.
Adib, Mohammad. 2010. Filsafat ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika ilmu Pengetahuan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Suhesti S., Ermi. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Prajnya Media. Yogyakarta
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib


[1] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296
[2] Ibid,296
[3] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 87
[4] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296-297
[5] ibid 297
[6] Drs.H.Mohammad Adib.MA, Filsafat Ilmu Ontologi,epistimologi,dan logika ilmu Prngetahuan,  cetakan ke2,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010,halaman 122-123

[7] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 89

[8] http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib
[9] Menurut Pendapat Saya
PENDEKATAN : POSITIVISTIK
Logo-uin-suka-jogja.jpg
MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas
dalam Matakuliah Filsafat Ilmu
Disusun oleh:
FASMAWI SABAN SIHABUDIN
NIM: 11340184/ IH-A
Dosen:
Dra.Hj. Ermi Suhasti S., MSI.
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
20112
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendekatan adalah upaya untuk mencari, menemukan,atau memberi dukungan akan kebenaran yang relatif, yang sebagai suatu model.Untuk memahami dari dunia beserta seluruh isinya, kita sebagai manusia pasti menggunakan pendekatan.Manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai nafsu terkadang menimbulkaan masalah bagi dirinya sendiri.untuk menyelesaikan masalahnya Dalam hal ini manusia tersebut bisa menggunakann pendekatan-pendekatan ilmiah..Lalu Dalam konteks ini, pendekatan itu disebut “objektif” berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, prilaku-prilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di suatu dunia “nyata” yang diamati oleh panca indra ,diukur, dan  diramalkan.Bagi seorang ilmuan penguasaan pendekatan ilmiah merupakan suatu kewajiban, karena tanpa pendekatan ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah, sehingga mudah bagi seorang ilmuan untuk mengembangkanmateri pengetahuannya berdasarkan metode-metode ilmiah.
Oleh karena itulah pendekatan ilmiah sangat penting sekali  untuk mengetahui seberapa jauh penalaran kita terhadap hal-hal yang jelas dan objektif. Positivisme yang merupakan salah satu akar dari filsafat modern, merupakan suatu paham yang hanya menerima ilmu kealaman sebagai satu-satunya ilmu yang benar.nah,atas dasar itulah penulis makalah ini akan memperdalam pendekatan positivisme tersebut agar menjadi suatu pemahaman yang baru tentang keunggulan pendekatan positivistik tersebut.
RUMUSAN MASALAH
*   Bagaimanakah positivisme auguste comte ?
*   Bagaimanakah Contoh Positivistik?

PEMBAHASAN

A. Pengertian positivistik
Positivisme berasal dari kata “positif”yang artinya faktuual, sesuatu yang berdasar fakta atau kenyataan, menurut positivism, pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta yang ada, sehingga dalam bidang pengetahuan, ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan.[1] Positivisme adalah istilah umum dalam filsafat yang mengutamakan aspek factual pengetahuan khususnya ilmiah.[2]
Pendekatan Positivistik mengandalkan kemampuan pengamatan secara langsung (empiris) penalaran yang digunakan induktif.Ilmu pengetahuan juga filsafat yang menyelidiki fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta.Model pendekatan positivistik terilhami dari gerakan keilmuan masa modern, yang mengharuskan adanya kepastian dalam suatu kebenaran. Syarat objek ilmu yaitu dapat: diamati (observable), diulang-ulang (repeatable), diukur (measurable),diuji (testable), diramalkan(predicable). Dan penelitiannya berpusat pada eksperimen data-data particular, dan ditafsirkan oleh rasio, dan pengalaman (aposteriori).[3]
Positivisme  adalah cara pandang dalam  memahami dunia berdasarkan sains.Positivisme sebagai perkembangan empirisme yang eksterm,adalah pandangan yang menganggap bahwa yang dapat diselidiki atau dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/empirik”,atau yang mereka namakan positif.Nilai-nilai politik dan sosial menurut positivisme  dapat digeneralisasikan berdasarkan fakta-fakta  yang diperoleh dari penyelidikan terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri.  
 B.Positivisme Auguste Comte
Munculnya aliran filsafat positivisme ini dipelopori oleh seorang filsuf yang bernama August Comte.seorang filosof yang lahir di Montpellier Perancis. Mulai abad 20-an sampai dengan saat ini, aliran positivisme mampu mendominasi wacana ilmu pengetahuan. Aliran ini menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, yaitu berdasarkan kriteria-kriteriaeksplanatoris dan prediktif.
Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria dimaksud, maka semua ilmu harus mempunyai pandangan dunia positivistik, yaitu :
*      Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai
*      Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati.Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan
*      Reduksionisme.Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamatidan
*      Naturalisme. Alam semesta adalah obyek-obyek yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam
Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte(1798-1857) dalam buku utamanya yang berjudul Cours de Philosophic Positive, yaitu kursus tentang filsafat positif (1830-1842)yang diterbitkan dalam enam jilid.[4]Comte melihat masyarakat sebagai suatu keseluruhan organik yang  kenyataanya lebih daripada sekedar jumlah bagia-bagian yang saling bergantung ,tetapi untuk mengerti kenyataan ini,metode penelitian empiris harus digunakan dengan keyakinan bahwa nasyarakat adalah suatu bagian  dari alam seperti halnya gejala fisik.Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah sebagai puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis yang telah dilewati oleh ilmu-ilmu lainya.kemajuan ini mencakup kemajuan teologis purba,penjelasan metafisik,dan akhirnya sampai terbentuknya hukum-hkum ilmiah yang positif.[5]Penganut  paham positivisme meyakini bahwa hanya da sedikit perbedaan (jika ada )antara ilmu sosial dan ilmu alam,karena masyarakat  dan kehidupan sosial berdasarkan aturan-aturan,demikian juga alam.[6]
C.Metode Serta Contoh Positivistik
Metode yang sering digunakan dalam pendekatan positivistik adalah:
*      Metode siklus empiri (L-H-V) untuk ilmu alam.Misalnya tekanan udara dan pengukuranya,ilmu falak dan system matahari,ilmu kedokteran dan lain-lain.
*      Metode linier untuk ilmu sosial dan humanistik.[7]
dan tentunya memakai sarana berfikir induktif dengan menggunakan logika dan statistika
Contohnya dalam memakai metode siklus empiri (L-H-V) yang menekankan pendekatan positivistik ini untuk ilmu alam yaitu pada Pemuaian.Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu dimensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi).Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja.
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada.Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Contoh yang lain adalah Jika emas dipanaskan akan memuai,Tembaga dipanaskan akan memuai,Perak dipanaskan akan memuai.maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jika logam dipanaskan pasti akan memuai.
Sementara contoh pendekatan positivistik yang memakai Metode linier dapat dicontohkan pada kasus yang pernah terjadi di Sragen, Jateng. Polisi menilang pengemudi yang nomor mobilnya ditulis dalam sobekan kertas karton, padahal pengemudi berniat baik setelah pelat nomor asli hilang beberapa saat sebelumnya. Dari pendekatan positivisme, pemasangan nomor polisi terbuat dari kertas karton itu salah dan si pengemudi tersebut ditilang.[8]





KESIMPULAN
Menurut Pendapat saya,Pendekatan Positivistik adalah salah satu pndekatan yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada masa sekarang ini,ini juga tidak telepas dari peran August comte yang cara pandang memahami dunia berdasarkan sains dan juga bahwa pendekatan positivistik mengandalkan kemampuan yang bersifat empiris.menurut pendapat saa juga menjadi hal yang tidak wajar jika kita mengesampingkan pendekatan positivistik,seiring adanya pendekatan lain yang mungkin dianggap lebih baik.[9] Pada pendekatan ini manusia dituntut untuk menggunakan penalaran yang bersifat induktif,baik berupa eksperimen,observasi dan komparasi. Positivistik adalah filsafat yang menyatakan keutamaan observasi dalam menilai kebenaran pernyataan atau fakta dan berpendapat bahwa argumentasi metafisik dan subjektif yang tidak didasarkan pada data yang dapat diamati adalah tidak bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul hakim, Atang dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi. Pustaka Setia. Bandung.
Adib, Mohammad. 2010. Filsafat ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika ilmu Pengetahuan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Suhesti S., Ermi. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Prajnya Media. Yogyakarta
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib


[1] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296
[2] Ibid,296
[3] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 87
[4] Drs.Atang Abdul Hakim,M.A dan Drs.Beni Saebani,M.Si, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi,  cetakan ke-1,Bandung: Pustaka Setia,2008 halaman 296-297
[5] ibid 297
[6] Drs.H.Mohammad Adib.MA, Filsafat Ilmu Ontologi,epistimologi,dan logika ilmu Prngetahuan,  cetakan ke2,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010,halaman 122-123

[7] Dra,Hj.Ermi SuhastiS.,M.Si, Pengantar Filsafat Ilmu,  cetakan ke-1,Yogyakarta:Prajnya Media,2012 halaman 89

[8] http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=136121 diakses pada tanggal 10 maret 2012 pukul 09.00 wib
[9] Menurut Pendapat Saya

Tidak ada komentar: